Salah satunya adalah Erik Lentz dari Göttingen University yang menawarkan hipotesis tentang soliton hiper cepat (super fast solitons). Soliton adalah gelombang yang tidak berubah bentuk saat bergerak. Lentz mengusulkan bahwa soliton dapat digunakan untuk membentuk gelembung ruang-waktu yang dapat bergerak lebih cepat dari cahaya tanpa melanggar hukum fisika.
Gelembung ruang-waktu ini dapat membawa materi atau informasi di dalamnya. Dengan demikian, manusia dapat menjelajahi alam semesta dengan lebih cepat dan efisien.
Namun, hipotesis ini masih membutuhkan verifikasi eksperimental dan teoritis lebih lanjut.
Selain itu, Stephen Hawking, fisikawan teoritis terkenal, pernah menyampaikan bahwa suatu saat akan ada pesawat luar angkasa yang dapat terbang mencapai kecepatan cahaya.
BACA JUGA:Tradisi Titip Istri Agar Tidak Kesepian Suku Eskimo Bikin Geleng-Geleng
Sehingga satu hari perjalanan di luar angkasa sama dengan setahun di Bumi.
Namun pesawat luar angkasa tersebut harus menempuh waktu enam tahun untuk melampaui kecepatan cahaya tersebut.
Hawking juga mengatakan bahwa manusia suatu saat bisa menjelajah jutaan tahun ke masa depan untuk memperbaiki peradaban Bumi yang sudah hancur.
Hal ini didasarkan pada efek dilatasi waktu yang menyebabkan waktu berjalan lebih lambat bagi orang yang bergerak cepat dibandingkan dengan orang yang diam atau bergerak lambat.
BACA JUGA:7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur
Jadi, apakah manusia bisa melampaui kecepatan cahaya? Jawabannya adalah belum. Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan akan ada teknologi atau penemuan baru yang dapat membuat hal itu menjadi mungkin.
Kita harus tetap optimis dan penasaran dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Siapa tahu, salah satu dari Anda adalah orang yang akan mewujudkan mimpi tersebut.
Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : hmfupi.or.id dan nationalgeographic.grid.id