RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang masih bertahan sampai sekarang adalah Suku Anak Dalam (SAD) atau orang rimbo juga kerap disebut suku kubu di Provinsi Jambi.
Suku berada di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Sebagian kecil ada di wilayah selatan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).
Orang rimba juga dapat ditemukan di hutan-hutan sekunder dan perkebunan kelapa sawit sepanjang jalan lintas Sumatra hingga ke batas Sumatra Selatan.
Menariknya, sekarang sebagian besar dari suku kubu sudah berangsur menjalani kehidupan modern, walau beberapa tradisinya masih terus dijalankan, seperti tradisi melangun atau pergi berpindah saat ada keluarga meninggal.
BACA JUGA:7 Rumah Adat Suku Paling Populer di Indonesia
BACA JUGA:Festival Danau Nibung 2023 Istimewa
Salah satu perubahannya yang mendasar adalah, sebagian suku kubu sudah menggunakan pakaian lengkap seperti orang lainnya, seperti memakai baju.
Sebelumnya, pakaian mereka hanya alakadar saja, dimana bagi laki-laki menggunakan cawat dan perempuan menggunakan kemben.
Cawat adalah pakain yang digunakan oleh kaum laki-laki untuk menutupi daerah kemaluannya saja, cawat terbuat dari kain, kemudian mereka ada cara tersendiri untuk digunakan menjadi cawat.
Sedangkan kemben adalah kain sarung biasa, digunakan untuk menutupi tubuh dari atas mata kaki sampai di atas dadaitu bagi perempuan yang belum nikah dan perempuan yang sudah nikah tapi belum punya anak.
Bagi kaum perempuan yang sudah punya anak, kemben dipakai dari atas mata kaki sampai pinggang.
BACA JUGA:Gender Bissu Dalam Suku Bugis, Bukan Wanita dan Bukan Pria
Namun seiring dengan berkembangnya zaman serta interaksi dengan masyarakat luar, saat ini sebagian dari mereka telah memiliki dan menggunakan pakaian layaknya masyarakat luar. Dimana mereka menggunakan pakaian bawahan lengkap dengan baju.
Terkait dengan tradisi melangun, juga sudah ada perubahan dari sebelumnya. Bagi mereka seorang anggota Keluarga Orang Rimba yang meninggal dunia merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan bagi seluruh warga suku, terutama pihak keluarganya.
Dulu semua kelompok mereka yang berada di sekitar rumah kematian akan pergi karena menganggap bahwa tempat tersebut tempat sial, selain untuk dapat melupakan kesedihan yang ada.