Festival kawin batu ini akan diselenggarakan selama dua hari di puncak Gunung Tilu dengan ketinggian 1076 M Di atas permukaan laut.
Pada festival tersebut, terdapat sebuah panggung yang berdiri beralaskan batu yang disusun rapi.
Kemudian, Disebelah panggung tersebut terdapat sebuah meja kayu yang di Apit oleh jajaran bambu yang dibalut dengan kain putih didapuk menjadi pelamin batu.
Selama festival ini berlangsung setiap peserta festival kawin batu akan maju ke atas panggung dan menyerahkan Sebongkah batu yang dibawa dari budaya mereka untuk ditaruh di atas pelaminan.
Kemudian, festival tersebut akan diiringi oleh musik dan tarian khas dari Sanggar Gulam yang menandai sahnya perkawinan batu.
Maka begitu, batu-batu tersebut telah sah menjadi sebuah keluarga baru.
Baron Pormosa selaku panitia pelaksanaan festival kawin batu mengatakan, festival tersebut merupakan salah satu festival yang bertujuan untuk mengajak para warga agar kembali rukun meski memiliki ideologi yang berbeda.
BACA JUGA:Pondok Pesantren Al-Zaytun Didemo Lagi Hari Ini, Masanya Hingga 4000 Orang
Adapun batu sendiri dimaknakan bahwa dibalik kerasnya batu, batu juga mengalami banyak hal sebelum memadat dan kokoh menjadi batu.
Kemudian, batu yang telah di kawin tersebut dipercaya oleh masyarakat setempat dapat menggabungkan tali Persaudaraan yang sempat tak pecah.
Artinya, acara kawn batu tersebut berhasil mengawinkan atau menyatukan yang tadinya terpecah belah kembali bersatu dan rukun.
Artikel ini telah terbit di kabarbanten.com dengan judul “Tradisi Unik Kawin Batu Hanya Ada di Majalengka, Walau Aneh Dan Nyeleneh Ternyata Ini Tujannya”