RADARMUKOMUKO.COM - Kapal Titanic yang tenggelam setelah menabrak gunung es di Samudra Atlantik pada tahun 1912 menyebabkan 1.500 nyawa melayang dan ribuan harta berharga hilang.
Setelah 111 tahun tragedi itu terjadi, misteri keberadaan harta berharga itu masih belum terungkap.
Ketika berlayar dari Inggris menuju Amerika Serikat, Titanic membawa sejumlah orang terkaya di dunia dan membawa sejumlah barang berharga yang mahal harganya. Beberapa di antaranya adalah:
Kalung Emas Gigi Hiu Megalodon.
Harta karun yang tak biasa ini terungkap awal pekan lalu dari gambar terbaru yang diambil dari reruntuhan bangkai kapal Titanic di dasar Samudra Atlantik. Kalung emas ini menampilkan gigi hiu megalodon, spesies hiu yang telah punah dan salah satu ikan terbesar yang pernah ada.
Piano Steinway.
Steinway & Sons telah menjual beberapa piano termahal di dunia selama sekitar 170 tahun.
Dilelang seharga ribuan - dan terkadang jutaan - pound, piano-piano ini telah dimiliki oleh sejumlah selebritas elite, mulai dari pianis abad ke-20 Arthur Rubinstein hingga Billy Joel. Tetapi perusahaan yang berbasis di New York itu juga menjadi korban tragedi Titanic, kehilangan lima Steinways pada hari yang kelam itu di tahun 1912.
BACA JUGA:Alhadi Hidayat, Visioner Muda Religius Maju untuk DPRD Mukomuko Dapil 1
Lukisan La Circassienne au Bain.
Lukisan tahun 1814 'La Circassienne au Bain' diyakini sebagai salah satu barang termahal yang tenggelam bersama kapal. Dilukis oleh seniman Prancis Merry-Joseph Blondel, karya seni yang memukau ini menggambarkan seorang wanita muda telanjang sedang mandi dalam latar dari zaman klasik.
Selain itu, masih ada banyak harta karun lainnya yang tenggelam bersama kapal Titanic, seperti perhiasan, barang antik, uang kertas, dan barang-barang pribadi penumpang.
Namun, mengapa tidak ada yang mengambil harta karun Titanic? Ada beberapa alasan mengapa Titanic ditakdirkan untuk tetap tenggelam selamanya. Berikut penjelasannya:
Kondisi bangkai kapal Titanic yang sudah rapuh.
Bangkai kapal Titanic sudah berada di dasar laut selama lebih dari satu abad dan terus mengalami korosi akibat garam, bakteri, dan tekanan air.