Daging buaya dan ular ini biasanya dimasak dengan cara dipanggang di atas perapian, kemudian dimakan bersama sagu, bakaran pisang atau sukun.
Berburu buaya mereka menggunakan tali yang dirajut dan menjalin tali yang terbuat dari serat pohon melinjo yang terkenal kuat.
Menariknya sebelum memancing buaya, mereka akan melakukan pengecekan lebih dahulu. Dimana jia ada buaya, maka dengan hati-hati, pemburu menyelam dan mendekati buaya dari belakang.
Kemudian ia akan berenang ke arah kepala buaya untuk memastikan apakah matanya terbuka atau tertutup.
Jika mata buaya terbuka maka ia akan mundur secepatnya, berarti itu bahaya.
BACA JUGA:10 Suku di Dunia yang Menolak Hidup Modern, Bahkan Menyerang Pendatang
Namun jika mata buaya tertutup, dengan secepat mungkin, ia akan melingkarkan seutas tali di moncong buaya dan tali lainnya di kedua kaki depan buaya.
Suku Bauzi juga mengolah sagu sebagai makanan pokok dan menanam umbi-umbian.
Mereka jarang mengkonsumsi sayur-sayuran, anak-anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui sering mengalami gejala kurang gizi dan animea.
Meskipun begitu, mereka memiliki pengetahuan mengenai cara pengobatan alami dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan hutan.*