RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu tradisi yang cukup menyita perhatian masyarakat dunia, yaitu tradisi pemakaman langit yang dipraktikkan oleh Suku Tibet di Negara yang berada di sekitaran gunung tertinggi Himalaya. Ritual ini dilakukan oleh suku di Provinsi Qinghai, Tibet, Mongolia Dalam dan Mongolia.
Dalam kepercayaan Buddhisme Tibet, ritual pemakaman langit dipercaya mewakili harapan mereka untuk bisa memasuki surga setelah meninggalkan dunia yang fana.
BACA JUGA:Suku Vanuatu, Lompat dari Ketinggian 30 Meter, Taruhan Nyawa
Dilansir dari berbagai sumber, jasad orang yang meninggal diletakkan di pegunungan dengan ketinggian yang melambangkan, seperti berada di atas langit.
Jasad orang yang meninggal mempersilahkan untuk dimangsa oleh burung-burung pemakan bangkai.
Masyarakat Tibet yang memeluk kepercayaan Buddha Vajrayana yakin dengan adanya reinkarnasi atau lahir kembali setelah kematian.
BACA JUGA:Suku Wodaabe Menikah Sejak Kecil, Tradisi Menculik Istri Orang
Sehingga perwujudannya ritual pemakaman langit Tibet menggambarkan bahwa setiap jiwa yang meninggal akan mudah diantarkan oleh burung nasar ke surga.
Burung nasar juga dipandang sebagai reinkarnasi malaikat yang disebut sebagai penari langit atau dakini.
Prosesnya, jika penduduk Tibet meninggal dunia, jasadnya akan dibalut dengan kain putih dan disemayamkan di sudut rumah selama tiga hingga lima hari.
BACA JUGA:Enaknya Kuliah Gratis Lulus Langsung Kerja, Ini 7 Sekolah Kedinasan yang Langsung Kerja
Pemuka spiritual di Tibet, akan membacakan ayat-ayat suci kepada jenazah, agar jiwa yang meninggal bisa terbebas dari siksaan.
Setelah masa mendoakan usai, anggota keluarga kemudian memilih hari baik untuk pemakaman dan menghubungi rogyapas, pembawa jenazah, untuk melakukan prosesi pemakaman.
Sehari sebelum pemakaman, keluarga akan melepas kain yang membungkus jenazah dan memosisikan jenazah meringkuk seperti janin. Pada hari yang telah ditentukan, jenazah dibawa ke gunung.
BACA JUGA:Tradisi Suku, Servis Tamu Hingga Boleh Cicipi Istri, Suku Maasai Pemburu Singa