MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Komunitas Gamad Saiyo (KGS) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu mengisi suasana lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi dengan menampilkan tari gamad di kawasan Bundaran Kelurahan Pasar Mukomuko, Kecamatan Kota Mukomuko.
Kegiatan hiburan sekaligus ajang perekat silaturahmi KGS dengan masyarakat Kabupaten Mukomuko tersebut, digelar Senin sore, hingga malam.
‘’Kegiatan ini dalam rangka memeriahkan hari raya Idul Fitri, dan sekaligus bagian dari silaturahmi pencinta tari gamad Mukomuko dengan masyarakat,’’ kata Camat Kota Mukomuko, Yulia, SE pada Senin, 24 April 2023.
BACA JUGA:Panitia Benahi Pelayanan, Danau Nibung Langsung Ramai Pengunjung, Ini Penampakannya
Ketua KGS Mukomuko Irwan Hidayat menyampaikan, tari gamad merupakan tari tradisional tumbuh dan berkembang di kalangan suku melayu. Secara turun temurun dan berkembang di wilayah pesisir barat Pulau Sumatera, termasuk Mukomuko.
Oleh masyarakat tempo dulu, tari gamad atau tari gamat ini, kerap ditampilkan pada acara tertentu. Misalnya, untuk menghibur para raja, para sultan dari kerajaan kesultanan, dan kegiatan adat serta lainnya.
‘’Tari gamad ini sudah ada sejak zaman kerajaan, sering ditampilkan pada acara kebesaran dan sebagai hiburan raja-raja. Termasuk acara adat dan prosesi penyambutan tamu raja,’’ terang Irwan Hidayat.
Tari gamad Mukomuko menggunakan alat musik tradisional yang sangat sederhana. Mulai dari kecapi, ketipung dan kerincing. Sementara, untuk penari tari gamad juga dilengkapi dengan atribut berupa selendang.
BACA JUGA:Polres: Warga Mukomuko Balik Bengkulu Gratis, Ini Jadwal dan Ketentuannya
Menurut Penata Musik Tari Gamad Mukomuko, Eri Yanto kostum yang digunakan penari gamad, cenderung mengenakan pakaian ala melayu. Atribut pelengkap, masing-masing penari dilengkapi dengan selendang.
‘’Tari gamad senada serentak dengan alunan musik. Masing-masing tari juga diiringi dengan irama dendang lagu gamad,’’ ujarnya.
Dalam dunia musik tradisional tari gamad Mukomuko, terdapat beberapa judul lagu yang cukup populer di tengah-tengah masyarakat. Di antaranya, lagu salendang mainang, sempaya, pulau pinang, cerai kasih dan cantik manis.
‘’Masing-masing lagu memiliki gerakan tari berbeda. Bahkan diantara lagu gamad itu, juga menggunakan alat tari berupa payung dan piring,’’ terang Eri Yanto.