RADARMUKOMUKO.COM - Harga pupuk kimia, khususnya non subsidi, terus melonjak naik. Hal tersebut membuat petani holtikultura kelimpungan.
Pasalnya biaya tanam tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Jika petani mengandalkan pupuk kimia, maka tidak ada lagi keuntungan yang didapat. Kalaupun ada sangat kecil.
BACA JUGA:Mau Tahu Trik Hemat Ternak Ayam Ala KUB? Ini Penjelasannya
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah daerah, dalam hal ini, Dinas Pertanian, tidak tinggal diam. Melalui Bidang Ketahanan Pangan dan Holtikultura, mereka melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik.
Salah seorang ASN Dinas Pertanian, Kabupaten Mukomuko, Sugianto, SP menyampaikan, sejak beberapa tahun lalu, pihaknya telah melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik.
Beberapa Kelompok Tani (Poktan) telah dilatih membuat pupuk organik diantaranya, Poktan Tunas Baru di Kecamatan V Koto, Poktan Tani Tama di Teras Terunjam, serta Poktan Mekar Jaya di Air Manjuto.
BACA JUGA:Keterbatasan Anggaran, Pembangunan Jembatan Lubuk Selandak Belum Ada Kepastian
"Sudah dari jauh hari kami melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik. Selain untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia, juga untuk menjaga kesuburan tanah," jelas Sugi.
Sugi menambahkan, dengan kenaikan harga pupuk kimia yang luar biasa, penggunaan pupuk organik bisa menjadi solusi. Bahan pembuatan pupuk organik, sangat banyak di sekitar masyarakat, salah satunya limbah ternak.
"Selain murah dan mudah didapat, pupuk organik juga ramah lingkungan. Selain petani holtikultura, petani tanaman pangan juga sudah mulai menggunakan pupuk organik, " papar Sugi.
BACA JUGA:Ramadi Logowo Lengser dari NasDem Biasa Saja, Ini Kata Ketua yang Baru
Terpisah, Ketua Poktan Tani Tama, Desa Karang Jaya, Kecamatan TerasTerunjam, Yansen, menyampaikan, kenaikan harga pupuk kimia, nyaris diluar jangkauan petani holtikultura. Ia mengatakan, harga pupuk yang sebelumnya sekitar Rp 300 ribu per zak ukuran 50 kilogram, sekarang sudah diangka Rp 600 ribu.
Pupuk sudah menjadi kebutuhan primer bagi petani. Di sisi lain, hasil tanaman holtikultura tidak mengalami kenaikan yang sebanding.
Agar tetap bisa bertahan dan produktif, petani holtikultura harus mengurangi penggunaan pupuk kimia.
"Tanpa dipupuk, tanaman tidak bisa produktif optimal. Dengan harga pupuk yang naik luar biasa, petani harus punya solusi. Dari dulu, sering saya sampaikan, petani harus pintar," ungkap Yansen.