MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM - Ekonomi sulit warga mulai mengeluh, terutama para pedagang merasakan sepi pembeli.
Sepinya pembeli dirasakan langsung pedagang pakaian, pedagang mainan, Pedagang elektronik.
Begitu pun pedagang pecah belah, pedagang manisan, pedagang makanan, toko bangunan serta kuliner dan rumah makan.
BACA JUGA:Harga Telur Ayam Mahal, Pemkab Mukomuko Akan Runding Petelur Payakumbuh
BACA JUGA:Dua Tahun BSI, Laba Tumbuh Impresif 40,68% Capai Rp4,26 Triliun
Sekarang mereka semua merasakan adanya penurunan pendapatan di bandingkan sebelum lebaran Idul Adha tahun lalu.
Hanya saja suara sumbang mereka dan teriakan belum terlalu kencang, baru sekedar berkeluh kesah ada apa dengan ekonomi kita sekarang.
Semua harga melambung tinggi bukan naik harga tapi, tukar harga.
Begitu pun, upah dan jasa meningkat tajam, bahkan jasa angkutan dan upah tukang pun ikut naik tinggi.
Semua kebutuhan membesar dan penghasilan belum bertambah, bahkan pendapatan cenderung berkurang.
BACA JUGA:Apip Pria Kritik Kades Soal Jabatan 9 Tahun Viral, Sederet Tokoh Membela
BACA JUGA:Honorer Pokir Mengarah ke Komisi III, Komisi I dan II Tebar Ancaman
Jika kondisi ekonomi sulit seperti saat ini berlangsung lama, tidak menutup kemungkinan banyak pedagang terancam merugi dan gulung tikar.
Secara kasat mata Mukomuko memiliki kebun sawit yang luas, serta puluhan pabrik CPO. Semestinya penduduk yang jumlah 173 ribu jiwa semua makmur.
Namun, yang terjadi sekarang masyarakat merasakan sulitnya ekonomi saat ini, terutama para pedagang.