Wonosobo Resmi Jadi Kampung NU

Sabtu 05-11-2022,12:00 WIB
Editor : Radar Mukomuko

PENARIK, RADARMUKOMUKO.COM Desa Wonosobo, Kecamatan Penarik, resmi menjadi Kampung Nahdlatul Ulama (NU). Peresmian ditandai dengan potong pita dan tumpeng, Jumat (4/11), sekitar pukul 10.30 WIB. Acara bertempat di pintu masuk Wonosobo. Tepatnya di perbatasan antara Wonosobo dengan Lubuk Mukti. Potong pita dilakukan oleh wakil ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pusat, KH. Amir Ma’ruf. Disaksikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mukomuko. Juga hadir Camat Penarik, Evi Busmanja, S.Pd, M.Si, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Penarik, Warsito Adi, didampingi wakil ketua Sutikno Adi, sekretaris Karsiman, anggota Mulyono dan Samiran. Acara dilanjutkan dengan makan bersama.

Amir Ma’ruf menyampaikan NU memiliki tradisi amaliah ahlulsunah wal jamah. Keberadaan kampung NU ini merupakan salah satu bentuk upaya menjanda tradisi baik tersebut. Ia juga menyampaikan, NU juga merupakan benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kampung NU merupakan salah satu wadah untuk mempererat silaturahmi sesama warga NU. Namun demikian, warga NU juga memiliki toleransi dan kebersamaan yang sangat tinggi. Dengan demikian, dalam kampung NU juga terdapat warga yang majemuk. Meskipun ada perbedaan agama, etnis dan tradisi, dan sebaginya, mereka hidup rukun dan damai dalam kampung NU ini. 

‘’NU adalah benteng NKRI. Harapan saya kampung NU ini menjadi kampung Indonesia yang menghargai kebersamaan dan toleransi,’’ jelas Amir.

BACA JUGA:Didata BKD, Pemilik Usaha Walet Mengelak

Amir juga menyampaikan kampung NU merupakan kearifan lokal. Oleh karena itu, tidak ada kewajiban di setiap kecamatan, kabupaten maupun provinsi untuk mendirikan kampung NU. Ia mengaku tidak tahu pasti berapa kampung NU yang ada di seluruh wilayah Indonesia. 

‘’Kampung NU ini merupakan kearifan lokal untuk menjaga amaliah ahlulsunah wal jamaah,’’ tambah Amir didampingi wakil ketua PCNU Mukomuko, M. Saliman.

BACA JUGA:Sumur Bor Air Bikuk Diganjal Batu Gajah

Kades Wonosobo, Samiran, mengatakan di desanya terdapat tokoh NU yang berpengaruh. Diantaranya KH. Mukhlasudin dan KH. Yasibun Azizi. Pada masa hidupnya keduanya aktif mengembangkan organisasi ini. Selain itu di Wonosobo juga terdapat yayasan Miftahul Ulul (MU). Yayasan ini memiliki pondok pesantren dan sarana pendidikan formal mulai Madrasah Diniyah (MI) Madrasah Tsanawiayah (MTs) hingga Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Yayasan MU telah melahirkan kader-kader NU. Kades mengakui di desanya terdapat warga yang memiliki berbagai karakter. Dengan kata lain, tidak seluruh warga penganut NU. Namun demikian, mereka hidup rukun berdampingan dalam bermasyarakat. Samiran juga menyampaikan di Provinsi Bengkulu, warga NU terbesar ada di Kabupaten Mukomuko. Di Kabupaten Mukomuko, warga NU terbesar ada di Kecamatan Penarik, dan di Kecamatan Penarik, warga NU terbesar ada di Wonosobo. Di Kecamatan Penarik, juga terdapat kantor pusat  Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah NU (LAZISNU). 

‘’Warga Wonosobo memiliki karakter yang berbeda. Tapi hidup rukun dan saling menghormati satu sama yang lainnya.’’ demikian Samiran.(dul)

 

Kategori :