XIV KOTO – Sebagian lahan sawah petani tak digarap. Mereka sengaja memilih anggurin lahan, setelah menerima informasi adanya rencana penutupan pintu air Daerah Irigasi (DI) Kiri dan Kanan sebagai sumber pengairan sawah mereka.
Seperti di Desa Pauh Terenja, Kecamatan XIV Koto. Kurang lebih 50 hektare (Ha) lahan sawah milik petani setempat mengganggur. Kendati demikian, sebagian petani di desa ini tetap menggarap lahan sawah mereka dan bercoco tanam. Kades Pauh Terenja, Pantoni, membenarkan hal tersebut, dari pantauannya di lapangan sekitar 50 hektare lahan persawahan warganya saat ini dianggurkan. Petani memilih menganggurkan lahan, lantaran tidak ingin terjadi persoalan terkait suplay air. ‘’Beberapa kelompok tani, juga ada yang melaksanakan proses cocok tanam. Namun sebagian besar saat ini, lahan sawah tidak lagi diolah pasca rencana penutupan pintu air,’’ungkap Pantoni. Lebih jauh, Pantoni, menjelaskan bahwa untuk kembali turun tanam, dipastikan petani di wilayahnya, menunggu proses perbaikan saluran selesai dilaksanakan oleh pihak BWSS VII. ‘’Dari pantauan saya di lapangan, untuk wilayah saya tidak ada aktifitas perbaikan saluran. Kemungkinan perbaikan dilakukan di wilayah lain. Adapun alasan petani memilih menganggurkan lahan mereka, khawatir nantinya lahan diolah, suplay air tidak mencukupi,’’demikian Pantoni. (rag)Pintu Air Bakal Ditutup, Warga Pilih Anggur Lahan Sawah
Senin 24-08-2020,09:05 WIB
Editor : Radar Mukomuko
Kategori :